Rabu, 18 Mei 2011

Sekilas tentang Komunitas Tolotang

Posted by: Heru Prasetia
Anggota Tim Peneliti Hak Minoritas Yayasan Interseksi

Saat saya telah tinggal selama beberapa hari bersama komunitas Tolotang, saya merasakan betapa komunitas ini mengalami sejenis trauma atas pengalaman sosial mereka di masa lalu. Dari berbagai percakapan dan bacaan saya atas sejumlah literatur, saya menemukan bahwa sejarah komunitas ini adalah sejarah tekanan dan intimidasi. Komunitas ini seolah dibentuk oleh intimidasi itu sendiri. Tidak mengherankan jika kemudian komunitas ini seolah tampak membatasi diri dan tertutup dalam hal-ihwal sistem kepercayaan mereka. Ada satu ilustrasi yang barangkali bisa melukiskan betapa ada sikap waspada tersebut mendarah daging di komunitas ini. Begini:


Waktu itu saya diajak induk semang saya ke sebuah acara mapacci (salah satu acara dari rangkaian acara perkawinan orang Tolotang) di tempat itu saya ngobrol dengan sejumlah orang, termasuk dengan induk semang saya. Satu hal yang mengagetkan saya adalah ketika terlontar pertanyaan pada saya tentang apakah Interseksi dan Desantara (saya juga dikenal sebagai eksponen komunitas Desantara karena ia punya majalah Desantara edisi 14/2005 yang nama saya tertera di dalamnya) punya niat tulus untuk membantu komunitas-komunitas lokal atau justru punya proyek terselubung islamisasi, sebab, ujarnya lagi, orang-orangnya adalah orang islam. Saya tertegun. Saya tahu orang ini sebenarnya telah beberapa kali bergaul dengan Desantara dan mengikuti sejumlah acaranya. Tidak perlu saya jelaskan apa jawaban saya ketika itu. Tapi yang jelas, pertanyaan tersebut paling tidak menunjukan beberapa hal. Pertama, perasaan traumatis akibat tekanan di masa lalu belum sepenuhnya hilang, dan ini membentuk sikap untuk mewaspadai apapun tindakan orang di luar komunitas mereka, terutama dari kelompok islam. Kedua, ia kurang memahami pluralitas dalam islam sendiri. Ketiga, menyangkut urusan kepercayaan tolotang, komunitas ini sangat membatasi diri dalam berurusan dengan to laing (demikian sebutan mereka untuk orang yang bukan Tolotang).

Sumber : http://www.interseksi.org/news/files/Sekilas_tentang_Komunitas_Tolotang.php

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Agama Tidak Membuat Orang Jadi Baik

Tidak ada satu Agama pun di dunia, yang bisa membuat orang jadi baik. Yang ada; Orang baik dan mempunyai niat yang baik, menggunakan Agama apa pun, untuk tujuan kebaikan. Pasti dia akan jadi baik. Jadi pilihlah Agama yang sesuai dengan Logika, Hati Nurani, dan Kebudayaannya.